Apa Itu Total Productive Maintenance (TPM)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat siang teman-teman
semua. Semoga selalu diberikan kesehatan dan dimurahkan rejekinya. Amin ya Rob.
Sesuai dengan judul yang ada
yaitu tentang Total Productive Maintenance (TPM), kali ini saya akan berbagi
tentang apa itu TPM dan apa saja factor didalam TPM itu sendiri.
Adapun point yang penting yang akan saya bagikan dalam artikel kali ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian dan Sejarah TPM
2. Tujuan TPM
3. Six big loses
4. Target TPM
5. 8 Pilar TPM
5.1 Otomous Maintenance
5.2 Maintenance terencana
5.3 Kualitas maintenance
5.4 Focussed improvement
5.5 Early equipment maintenance
5.6 Training dan Edukasi
5.7 Savety, health and environment
5.8 TPM in administration
6. Pengukuran TPM
Pengertian dan Sejarah
Persaingan
industry yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk melakukan upaya agar bisa
bekerja secara lebih efisien.Tuntutan customer yang meminta agar harga lebih murah
sedangkan disisi lain perusahaan juga harus memikirkan biaya matrial yang semakin
mahal serta biaya operasional perusahaan yang semakin tinggi juga,sehingga yang
dapat dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan program improvement untuk meningkatkan
produktifitas dan efesiensi pada rantai proses produksi
Pengertian Total Productive Maintenance (TPM) – Total Productive Maintenance atau disingkat dengan TPM adalah suatu sistem yang digunakan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas produksi melalui perawatan perlengkapan dan peralatan kerja seperti Mesin, Equipment dan alat-alat kerja.
Fokus utama Total Productive
Maintanance atau TPM ini adalah untuk memastikan semua perlengkapan dan
peralatan Produksi beroperasi dalam kondisi terbaik sehingga menghindari terjadinya
kerusakan ataupun keterlambatan dalam proses produksi.
Total Productive Maintenance
(TPM) merupakan konsep inovatif Jepang yang berawal dari penerapan Preventive Maintanance
pada tahun 1951. Konsep Preventive Maintenance ini sendiri merupakan konsep
yang diadopsi dari Amerika Serikat. Nippondenso yang merupakan pemasok Toyota
adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan konsep TPM pada tahun 1960 dengan
slogan “Productivity Maintenance with total Employee Participation”. Seiichi Nakajima
yang saat itu menjabat sebagai Vice Chairman JIOPM (Japan Institute of Plant Maintenance)
kemudian dikenal sebagai bapak TPM.
Tujuan
Tujuan daripada TPM (Total Productive
Maintenance) adalah untuk meningkatkan produktivitas pada perlengkapan dan peralatan
produksi dengan Investasi perawatan yang seperlunya sehingga mencegah terjadi 6
kerugian besar (Six Big Losses).
Six big loses
Six big losses adalah faktor
faktor yang dianggap dapat menyebabkan ketidakefektifan pada mesin,alat atau perlengkapan.
Terget TPM
Zero reject product (tidak ada
produk cacat)
Zero equipment unplanned (tidak
ada kegagalan atau kerusakan pada mesin yang tidak terdeteksi sebelumnya)
Zero accident (tidak ada kecelakan
di area kerja)
8 Pilar TQM
Untuk menerapkan konsep TPM (Total
Productive Maintenance) dalam sebuah perusahaan manufakturing, diperlukan
pondasi yang kuat dan pilar yang kokoh. Pondasi TPM adalah 5S, sedangkan pilar
utama TPM terdiri dari 8 pilar atau biasanya disebut dengan 8 Pilar TPM (Eight
Pillar of Total Productive Maintenance). 8 pilar TPM sebagian besar difokuskan
pada pada teknik proaktif dan preventif untuk meningkatkan kehandalan Mesin dan
peralatan produksi.
Pilar 1
Autonomous Maintenance (Perawatan
Otonom).
Autonomous Maintenance memberikan
tanggung jawab perawatan rutin kepada operator seperti pembersihan mesin, pemberian
lubrikasi/minyak dan inspeksi mesin. Dengan demikian, operator atau pekerja yang
bersangkutan memiliki rasa kepemilikan yang tinggi, meningkatan pengetahuan
pekerja terhadap peralatan yang digunakannya. Dengan Pilar Autonomous
Maintenance, Mesin atau peralatan produksi dapat dipastikan bersih dan terlubrikasi
dengan baik serta dapat mengidentifikasikan potensi kerusakan sebelum
terjadinya kerusakan yang lebih parah.
Pilar 2
Planned maintenance (perawatan
terencana)
Pilar Planned Maintenance
menjadwalkan tugas perawatan berdasarkan tingkat rasio kerusakan yang pernah terjadi
dan/atau tingkat kerusakan yang diprediksikan. Dengan Planned Maintenance, kita
dapat mengurangi kerusakan yang terjadi secara mendadak serta dapat lebih baik
mengendalikan tingkat kerusakan komponen
Pilar 3
Quality Maintenance (Perawatan
kualitas)
Pilar Quality Maintenance
membahas tentang masalah kualitas dengan memastikan peralatan atau mesin produksi
dapat mendeteksi dan mencegah kesalahan selama produksi berlangsung. Dengan
kemampuan mendeteksi kesalahan ini, proses produksi menjadi cukup handal dalam
menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi pada pertama kalinya. Dengan demikian,
tingkat kegagalan produk akan terkendali dan biaya produksi pun menjadi semakin
rendah.
Pilar 4
Focused improvement (Perbaikan
yang terfokus)
Membentuk kelompok kerja untuk
secara proaktif mengidentifikasikan mesin/peralatan kerja yang bermasalah dan memberikan
solusi atau usulan-usulan perbaikan. Kelompok kerja dalam melakukan Focused Improvement
juga bisa mendapatkan karyawan- karyawan yang bertalenta dalam mendukung
kinerja perusahaan untuk mencapai targetnya.
Pilar 5
Early Equipment Management (Manajemen awal pada peralatan
kerja)
Early Equipment Management merupakan pilar TPM yang
menggunakan kumpulan pengalaman dari kegiatan
perbaikan dan perawatan sebelumnya untuk
memastikan
mesin baru dapat mencapai kinerja yang optimal.
Tujuan dari pilar ini adalah agar mesin atau peralatan
produksi baru dapat mencapai kinerja yang
optimal
pada waktu yang sesingkat-singkatnya.
Pilar 6
Training & Education
(Pelatihan dan Pendidikan)
Pilar Training dan Education
ini diperlukan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan saat menerapkan TPM (Total
Productive Maintenance). Kurangnya pengetahuan terhadap alat atau mesin yang
dipakainya dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan tersebut dan menyebabkan rendahnya
produktivitas kerja yang akhirnya merugikan perusahaan.
Dengan pelatihan yang cukup,
kemampuan operator dapat ditingkatkan sehingga dapat melakukan kegiatan perawatan
dasar.
Sedangkan Teknisi dapat
dilatih dalam hal meningkatkan kemampuannya untuk melakukan perawatan pencegahan
dan kemampuan dalam menganalisis kerusakan mesin atau peralatan kerja.
Pelatihan pada level Manajerial juga dapat meningkatkan kemampuan Manajer dalam
membimbing dan mendidik tenaga kerjanya (mentoring dan Coaching skills) dalam penerapan
TPM.
Pilar 7
Safety, Health & Environment (Keselamatan, kesehatan dan lingkungan)
Para Pekerja harus dapat
bekerja dan mampu menjalankan fungsinya dalam lingkungan yang aman dan sehat. Dalam
Pilar ini, Perusahaan diwajibkan untuk menyediakan Lingkungan yang aman dan
sehat serta bebas dari kondisi berbahaya. Tujuan Pilar ini adalah mencapai
target Tempat kerja yang “Accident Free” (Tempat Kerja yang bebas dari segala
kecelakaan).
Pilar 8
TPM in administration (TPM dalam
administrasi)
Pilar selanjutnya dalam TPM
adalah menyebarkan konsep TPM ke dalam fungsi Administrasi. Tujuan pilar TPM in
Administrasi ini adalah agar semua pihak dalam organisasi (perusahaan) memiliki
konsep dan persepsi yang sama termasuk staff administrasi (pembelian, perencanaan
dan keuangan).
Pengukuran TPM
Untuk melakukan evaluasi dan
pengukuran keberhasilan penerapan TPM, alat ukur utamanya adalah “Overall Equipment
Effectiveness” atau disingkat dengan “OEE”.
Secara Matematis, rumus Overall
Equipment Effectiveness (OEE) adalah sebagai berikut :
OEE = Availability x Performance
Rate x Quality
Keterangan:
Availability = Kesiapan ataupun kesediaan Mesin dalam beroperasi
Performance = Jumlah unit produk
yang dihasilkan oleh mesin dalam waktu yang tersedia
Quality = Perbandingan jumlah unit yang baik dengan
jumlah unit yang diproduksi
Pengukuran TPM
Contoh Pengukuran TPM
Contoh :
Working hours per day : 60 min
x 8 = 480 min. Loading time per day : 460 min.
Downtime per day : 60 min. Operating
time per day : 400 min. Output per day : 400 products.
Types of downtime :
Setup = 20 min. Breakdowns =
20 min. Adjustments = 20 min. Defects = 2 %
Availability (operating rate)
= (400 : 460) x 100 % = 87 %
Ideal cycle time : 0,5 min/prod.
And actual cycle time : 0,8 min./prod. Operating speed rate = (0,5 : 0,8) x 100
% = 62,5 %
Net operating rate = ( 400 pcs
x 0,8 : 400 min.) x 100 % = 80 % Performance rate = 0,625 x 0,8 x 100 % = 50 %
Quality rate =98 % , OEE = 0,87 x 0,5 x 0,98 x 100 % = 42,6 %
0 Response to "Apa Itu Total Productive Maintenance (TPM)"
Posting Komentar