Apa itu Kalibrasi, Verifikasi dan Kapan Kita Perlu Melakukannya
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat
malam para blogger semua. Semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat. Amin
Secara harfiah, kalibrasi adalah
perbandingan yang terdokumentasi dari suatu
alat ukur yang akan dikalibrasi terhadap suatu alat standard yang sudah terkalibrasi sesuai dengan
standard yang berlaku.
Biasanya
alat pembanding standard tersebut disebut
sebagai "kalibrator." Secara logis, alat tersebut harus lebih akurat dari pada alat ukur atau perangkat yang akan
dikalibrasi. Kalibrator yang digunakan sebagai standar
referensi tersebut
juga harus sudah terkalibrasi dengan benar.
source : calibrate.co.uk
Biasanya
di Indonesia sendiri kita sebagai konsumen yang ingin mengkalibrasikan alat
ukur mempunyai persyaratan tertentu. Seperti salah satunya adalah kita
mengharuskan pihak penyedia jasa atau layanan proses kalibrasi memiliki
sertifikat KAN.
Jika anda sebagai perusahaan yang membutuhkan proses kalibrasi suatu alat ukur yang anda miliki disuatu badan atau instansi, namun disisi lain anda memiliki kemampuan dan sertifikat untuk melakukan proses kalibrasi, maka proses yang anda lakukan tersebut biasanya disebut Verifikasi, bukan kalibrasi. Proses kalibrasi biasanya dilakukan oleh suatu badan yang memiliki ijin dan bisa mengeluarkan sertifikat.
Apa itu mampu telusur dalam kalibrasi?
Secara formal, mampu telusur adalah sifat dari hasil pengukuran, melalui rantai perbandingan yang tak terputus yang masing-masing menyatakan angka ketidakpastian.
Dalam praktiknya, mampu telusur berarti bahwa si kalibrator tersebut yang dijadikan sebagai referensi
juga telah dikalibrasi menggunakan standar tingkat yang lebih tinggi. Mampu telusur harus merupakan satu kesatuan dari proses rantai
kalibrasi yang tidak terputus sehingga baik si
alat yang ingin dikalibrasi maupun si kalibratornya sama sama sudah
terkalibrasi dengan mengikuti standard yang berlaku.
Jadi, misalnya, Anda ingin melakukan proses kalibrasi suatu instrumen atau alat ukur yang anda miliki dengan kalibrator yang ada, maka sebelumnya anda harus melakukan proses kalibrasi terhadap kalibrator yang anda miliki tersebut dengan mengacu ke standard atau tingkat yang lebih tinggi lagi. Biasanya proses kalibrasi terhadap kalibrator tersebut di lakukan oleh suatu badan atau perusahaan yang sudah memiliki ijin untuk melakukan suatu proses kalibrasi. Kemudian setelah alat kalibrator tersebut dikalibrasi oleh badan tersebut, maka badan tersebut juga akan mengeluarkan semacam sertifikat yang memberitahu bahwa alat kalibrator yang kita miliki tersebut masih layak digunakan atau masih berada dalam range ketidakpastian yang diijinkan dan pada sertifikat nya juga kita bisa melihat logo KAN (komite akreditasi nasional).
Apa itu ketidakpastian kalibrasi?
Ketidakpastian kalibrasi adalah Nilai keraguan dari suatu hasil pengukuran atau bias dibilang ketidakpastian berarti jumlah "keraguan" dalam proses kalibrasi, jadi ini menunjukkan seberapa "baik" proses kalibrasi itu saat dilakukan. Ketidakpastian dapat disebabkan oleh berbagai sumber, seperti perangkat yang diuji, standar referensi, metode kalibrasi atau kondisi lingkungan.
Dalam kasus terburuk,
jika ketidakpastian proses kalibrasi lebih besar dari tingkat akurasi atau
toleransi perangkat yang sedang dikalibrasi, maka hasil kalibrasi tidak masuk akal.
Apa itu TAR dan TUR dalam kalibrasi?
Dalam prosedur
kalibrasi, rasio akurasi pengujian (TAR) adalah rasio toleransi akurasi unit
yang sedang dikalibrasi dengan toleransi akurasi standar kalibrasi yang
digunakan.
Dalam prosedur
kalibrasi, rasio ketidakpastian uji (TUR) adalah rasio toleransi akurasi unit
yang sedang dikalibrasi dengan ketidakpastian standar kalibrasi yang digunakan.
Mungkin
biasanya kita selalu
mendengar tentang menggunakan rasio TAR 4 banding 1, yang berarti bahwa standar
referensi 4 kali lebih akurat daripada perangkat yang diuji (DUT). Yaitu.
spesifikasi akurasi dari standar referensi (kalibrator)
harus 4 kali lebih baik (atau lebih kecil) daripada DUT.
Mengapa Anda harus mengkalibrasi?
Dalam suatu proses di dunia industri, ada berbagai
alasan yang mengharuskan alat ukur yang digunakan wajib
dilakukan proses kalibrasi. Contoh alasan paling umum
adalah:
- Keakuratan semua
pengukuran dari suatu alat ukur akan
memburuk seiring waktu
- Kepatuhan terhadap
peraturan menetapkan kalibrasi rutin,
contoh persyaratan ISO dll
- Sistem Kualitas membutuhkan kalibrasi
- Pengiriman uang yang mana tergantung pada hasil
pengukuran
- Kualitas produk yang dihasilkan
- Keselamatan (pelanggan
dan karyawan)
- Alasan lingkungan
- Berbagai alasan lainnya
Seberapa sering Anda harus mengkalibrasi?
Tidak ada satu
jawaban yang benar untuk pertanyaan ini, karena ini tergantung pada banyak
faktor. Beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan ketika mengatur interval
kalibrasi adalah, tetapi tidak terbatas pada:
- Kekritisan pengukuran tersebut
- Rekomendasi pabrikan
- Stabilitas sejarah instrumen
- Persyaratan peraturan dan sistem kualitas
- Konsekuensi dan biaya kalibrasi yang gagal
- Pertimbangan lainnya
Istilah Pada Kalibrasi
Istilah "As
Found" digunakan untuk kalibrasi pertama yang Anda lakukan tentang cara Anda menemukan instrument
atau alat ukur. Jika ada kesalahan
yang ditemukan dan Anda membuat penyesuaian, maka setelah penyesuaian dilakukan dan Anda melakukan proses kalibrasi ke alat ukur yang lain,
maka itu sering disebut kalibrasi "As left" atau cara Anda
meninggalkan instrument alat ukur.
Untuk meringkas
prosesnya: Buat kalibrasi "As Found" - Sesuaikan jika perlu - Buat
kalibrasi "As Left".
Apa itu sertifikat kalibrasi?
Definisi kalibrasi termasuk kata "didokumentasikan." Ini berarti bahwa perbandingan kalibrasi harus dicatat. Dokumen ini biasanya disebut Sertifikat Kalibrasi.
Sertifikat kalibrasi
mencakup hasil perbandingan dan semua informasi terkait kalibrasi lainnya,
seperti peralatan yang digunakan, kondisi lingkungan, penandatangan, tanggal
kalibrasi, nomor sertifikat, ketidakpastian kalibrasi, dll.
Apa yang dimaksud dengan kalibrasi Lulus dan Gagal?
Paling sering ketika
Anda mengkalibrasi instrumen, ada batas toleransi (batas penerimaan) yang
ditetapkan sebelumnya untuk kalibrasi. Ini adalah kesalahan maksimum yang
diizinkan untuk kalibrasi. Jika kesalahan (perbedaan antara DUT dan referensi)
pada titik yang dikalibrasi lebih besar dari batas toleransi, kalibrasi akan
dianggap sebagai "gagal."
Dalam kasus kalibrasi
yang gagal, Anda harus mengambil tindakan korektif agar alat ukur tersebut bisa lolos yang biasanya
dilakukan dengan cara meng-Adjust alat ukur tersebut. Namun jika tidak bisa
dilakukan lagi, maka proses kalibrasi tersebut dinyatakan gagal.
Perlu untuk diketahui bahwa suatu proses kalibrasi adalah hanya untuk memberitahukan bahwa alat ukur atau instrument yang kita miliki tersebut masih bisa atau tidak digunakan dengan mengacu kestandard yang berlaku. Jika ada proses penyimpangan nilai, maka akan dilakukan proses adjust. Namun jika tidak bisa maka proses kalibrasi dinyatakan gagal dan alat ukur yang kita miliki akan dikategorikan Reject. Mereka tidak akan melakukan proses repair untuk alat ukur yang mengalami masalah tersebut.
Salam hormat,
Penulis
0 Response to "Apa itu Kalibrasi, Verifikasi dan Kapan Kita Perlu Melakukannya"
Posting Komentar